إِذَا عَلِمْتَ أَنَّ الشَّيْطَانَ لاَ يَغْفُلُ عَنْكَ فَلاَ تَغْفُلْ أَنْتَ عَمَّنْ نَاصِيَتُكَ بِيَدِهِ
“Ketika engkau mengetahui bahwa Syaithan tidak lupa terhadapmu –dalam menggodamu—maka janganlah engkau lupa dari Dzat yang ubun ubunmu ada di TANGAN NYA.”
Syarah Hikmah
Aku (penulis) memulai menjelaskan hikmah ini dengan kalimat:
Bahwa manusia tidak diciptakan di dunia ini oleh Allah dengan sia sia. Hal ini sesuai dengan firman Allah swt: “Apakah kalian mengira bahwasanya Kami menciptakan kalian HANYA untuk permainan? Dan kalian tidak dikembalikan kepada Kami ?” Al Mu’minun: 115
Sebab kita diciptakan di muka bumi ini, bisa dilihat dalam firman Allah swt; “Tidaklah kami ciptakan manusia dan jin, melainkan hanya untuk beribadah kepadaKU.” Adz Dzarriyyat: 56; kita menyembah Allah swt dengan mentaati perintah perintahnya dan m,enjauhi larangan laranganNya, agar kita dapat berMA’RIFAH terhadap Ke EsaanNya : DzatNya, Sifat sifatNya, dan Af’alNya. Karena mengenaliNya adalah tujuan utama diciptakannya seorang hamba, dan akhir perjalanan ibadah yang agung. Dengan MA’RIFAH kepadaNya kita diperintahkan untuk memakmurkan bumi, dan denga Ma’rifah itu pula kehidupan menjadi lurus; ditemukannya ketenangan duniawi dan kebahagiaan yang abdi
Hanya saja, manusia pasti menemukan rintangan dalam ibadah kepada Rabnya; sehingga itu dapat menghalangi terealisasikannya peribadahan kepadanNya serta tunduk terhadap syari’atNya.
Dan penghalang itu banyak. Sumbernya ada 4 (empat);
Nafsu. Sesuai dengan firman Allah swt. “Sungguh, nafsu itu selalu mengajak kepada keburukan.” Yusuf: 53
Dunia. Sesuai dengan firman Allah swt swt. “Ketahuilah oleh kalian, bahwa kenikmatan hidup duniawi itu hanyalah permainan dan sia sia.” Al Hadid: 20
Makhluk. Sesuai dengan firman Allah swt. “Sekiranya engkau mentaati kebanyakan manusia, pastilah mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah.” Al An’am: 116
Syaithan. Sesuai firman Allah swt. “Sesungguhnya syaithan itu adalah musuh kalian, jadikanlah ia musuhmu.” Fathir: 6
Sesungguhnya hikmah ini berbicara pada poin yang terakhir, penghalang yang ke 4 (empat), yakni syaithan.
Hikmah ini mengingatkan, mengajarkan dan memahamkan pada kita: bahwa syaithan tidak pernah lupa terhadap kita –semoga Allah menjaga kita dari godaannya.
Syaithan bersumpah, bahwa ia akan menggelincirkan dan memalingkan antara kita dan agama Allah swt serta jalanNya yang lurus. Allah swt berfirman, “Syaithan berkata: Demi KemuliaanMU, aku benar benar akan menggelincirkan semuanya (manusia); kecuali hambaMu diantara yang ikhlas (dijagakebersihan hatinya dan dipilih olehNya).” Shaad: 82-83. Dan juga firmanNya, “Syaithan berkata: maka disebabkan Engkau menggelincirkan (menghukum) aku (sesat wahai Allah), pasti aku akan mengusai mereka (memalingkannya dari) jalanMu yang lurus. Kemudian aku akan mendatangi mereka dari arah depannya, belakangnya, kanannya dan kirinya. Sehingga Engkau tidak mendapati kebanyakan mereka orang orang yang bersyukur.” Al A’raf: 16-17.
Dalam menjelaskan ayat tersebut, Sayidina Abdullah bin Abbas ra berkata: maksud
‘dari depannya’: aku akan membuat mereka ragu terhadap akhirat.
‘dari belakangnya : aku akan membuat mereka cinta terhadap dunia mereka.
‘dari kanannya’: aku jadikan mereka tasybih (samar) terhadap urusan agama mereka.
‘dari kirinya’: aku menghiasi mereka dengan ma’siyat dan yang bathil –seakan akan HAQ.
Karenanya, ketika kita mengetahui bahwa syaithan tidak akan lupa terhada kita, sebab ia berjalan dalam tubuh kita seperti berjalannya darah. Sesuai dengan sabda Nabi saw. “Sesungguhnya syaithan mengalir dalam tubuh manusia seperti mengalirnya darah.” Muttafaq ‘Alaih.
Oleh sebab itu, WAJIB bagi tidak lupa kepada Dzat yang ubun ubun kita dalam genggamanNya, Allah swt. Hadirnya hati kita bersama Allah swt, adalah obat yang paling mujarab dalam menterapi pengaruh kekuasaan syaithan pada amal, jiwa, hati dan akal kita.
Agar tidak lalai dari Allah swt, kita dapat melakukan hal hal berikut ini :
Membiasakan diri berdzikir kepada Allah swt dengan bentuk dan ragam dzikir dizikir yang berbeda beda. Allah swt berfirman, “Shalat, sungguh, dapat mencegah seseorang dari perbuatan fakhsya’ dan munkar. Dan shalat itu adalah (macam) dzikir yang agung.” Al Ankabut: 45
Termasuk dzikir, yakni membaca Al Qur’an. Allah swt berfirman, “Dan ketika ayat ayat Allah dibacakan di hadapan mereka, imannya bertambah dan hanya kepada Rabbnya mereka bertawakkal.” Al Anfal: 2
Termasuk dzikir, yakni istighfar. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya, dari Saaid Al Khudriy ra, Rasulullah saw bersabda: Iblis berkata, “Demi Kemuliaan dan Ke AgunganMU, aku tidak akan berhenti dalam menyesatkan Bani Adam selama ruh tetap ada pada badannya”. Lalu Allah swt berfirman, “Demi Kemuliaan dan Ke AgunganKU, Aku akan tetap mengampuni mereka, selama mereka tetap meminta ampunanKU.”
Tawakkal kepada Allah swt pada setiap urusan. Sesuai dengan firman Allah swt. “Sesungguhnya Syaithan tidak dapat mengusai terhadap orang orang yang beriman dan bertawakkal kepada Rabnya.” An Nahl: 99
Sungguh sungguh dalam beribadah kepada Allah swt: menjalankan perintah dan meninggalkan larangan. Sesuai dengan firman Allah swt. “Sesungguhnya, engkau syaithan tidak dapat mengusai hamba hambaKu (yang sungguh sungguh beribadah kepadaKu), cukuplah Allah sebagai WAKIL (bagimu).” Al Isra’: 65
Selalu memohon perlindungan kepada Allah swt dari tipu daya Syaithan, sebagai bentuk pengamalan firman Allah swt. “…,maka mintalah perlidungan dari godaan Syaithan yang terkutuk.” An Nahl: 98
Taqwa kepada Allah swt. Taqwa yang mendorong segera kembali kepada Allah dengan bertaubat kepadaNya saat saat terasa kuat pengaruh godaan Syaithan. Sesuai dengan firman Allah swt. “Sesungguhnya orang orang yang bertaqwa, ketika terasa kuat pengaruh Syaithan, mereka segera sadar (bertaubat) ; dan saat itulah mereka menyadari –kekeliruannya.” Al A’raf: 201
Mengawalinya dengan bacaan BASMALLAH pada setiap urusan. Rasulullah saw bersabda: “Ketika seseorang masuk ke dalam rumahnya, dengan berdzikir kepada Allah dan ketika ia makan, maka Syaithan berkata kawan kawannya, ‘kalian tidak dapat besrmalam dan makan malam di rumah ini’. Namun ketika ia tidak berdzikir kepada Allah swt saat memasuki rumahnya, maka Syaithan berkata, ‘silahkan kalian bermalam di rumah ini’. Juga ketika ia makan tidak berdzikir kepada Allah swt, ‘silahkan, malam ini engkau mendapatkan makan malam dan bermalam ini rumah ini.” HR. Muslim. Rasulullah saw juga bersabda: “Sekiranya salah satu dari kalian hendak mendatangi istrinya, sebutlah nama Allah. Lalu berdoa: ‘Ya Allah jauhkan kami dari Syaithan, dan jauhkan pula darinya (anak) yang engkau karuniakan kepada kami.’ Sungguh, sekiranya Allah karuniakan anak, maka Syaithan tidak dapat membahayakannya selamanya.” HR. Muslim
Karena itu wahai saudaraku yang Muslim, sekejap mata pun janganlah engkau lupa terhadap Allah swt, jika engkau memang ingin selamat dari tipu daya, makar dan godaan Syaithan. Caranya ….dengan merealisasikan ibadah kepada Allah seakan akan engkau melihatnya, jika tidak dapat, maka yakinlah DIA melihatmu; inilah MAQAM IHSAN. Sedangkan IHSAN adalah tingkatan ke tiga dalam agama, setelah Islam dan Iman.
Dini hari, ruang tunggu menuju Jeddah, Senin, 15 Agustus 2016
Sholihun Abu Saaiq Abdul Malik
Komentar
Posting Komentar