
'Alim identik dengan seseorang yang memiliki banyak pengetahuan dan pemahaman hanya dalam ilmu agama islam / keagamaan saja. Di sisi lain kata 'alim sering dinisbatkan pada orang yang sholih, contoh ungkapan sok 'alim. 'Alim artinya orang yang berilmu. Ilmu apapun itu.
Seorang yang 'alim, itu adalah orang yang tahu, faham dan menguasai suatu ilmu. Apapun ilmunya. Ilmu Mineral, Pertambangan, IT, Lingkungan, Kimia, Politik, Ekonomi, Budaya, Pangan, orang orang seperti itu adalah termasuk orang yang 'alim dalam bidangnya. ( Inspirasi dari Ferry Wahyu, 2015. *dalam sebuah tasqif Murrobi, Islamic Center Al Muhtaddin, Yogya, Indonesia )
Seorang sarjana, diwisuda juga dalam rangka memberikan apresiasi atau pengukuhan, terhadap ilmu yang telah ia ketahui, pahami dan kuasai. Ilmu ini juga memiliki peran dalam dakwah. Kemanfaatan bagi alam semesta. Bagi bumi yang diamanatkan kepada kita. Kita sebagai Manusia, Khalifah, Abdullah ( An-Nas, adz dzariyat : 56, Al Baqarah : 30 )
Jasmerah ( Jangan melupakan SEJARAH )
Bagaimana, islam disebarluaskan di Nusantara, tidak hanya melalui ceramah ceramah atau mimbar da'i, akan tetapi bagaimana da'i da'i yang turun dengan keilmuannya langsung bersentuhan kepada masyarakat sebagai objek dakwah (mad'u).
Para Wali ( yg kita sebut wali songo -tim 9- )...
Membawa ilmu perdagangan (ekonomi) mereka, ilmu pertanian mereka, berbekal ilmu bahasa yang kita ketahui, mereka bukanlah seluruhnya orang indonesia.
Di utus saat kekhalifahan turki ustmani, dari berbagai penjuru, China, Mongolia, Persia, Afganistan, dll.
Tanpa ilmu bahasa, ekonomi, pertanian yang diajarkan kepada sebagian masyarakat jawa, kita bisa lihat bagaimana jumlah umat islam, saat kemerdekaan RI.
Bahkan dalam perjalanan perjuangan kemerdekaam, umat islam lah yang melahirkan gerakan-gerakan untuk mencapai kemerdekaan Negara Kesatuan RI. Itu ada peran ilmu siyasah atau Politik.
Maka, mengapa kita tidak percaya diri dengan keilmuan kita ? Ilmu-ilmu yang kita miliki harus mendukung perjuangan dien ini ? Ini adalah jalan, kuliah (tholibul 'ilmi) dan dakwah, tiada pertentangan diantara keduanya. Kita berbekal diri dengan ilmu. Kita yakin, Allah tidak akan memberikan kemenangan (tamkin) kepada suatu umat yg tidak memiliki ruh perjuangan dan kemenangan. Jika ruh itu, pernah ditampakkan, pada Perjuangan para pejuang islam, tanpa hadirnya ruh itu di zaman ini, tentu Allah akan tetap pada Firman-Nya. Amanah (tamkin) itu akan diberikan kepada yang berhak menerimanya.
IQRA, Bacalah...
Perintah iqra' diperintahkan untuk mengamati banyak fenomena yang Allah ciptakan, yang kemudian diikuti dengan 'Utlu, yang bermakna lebih kontekstual yaitu : membaca, hayati dan pahami.
Senantiasa membaca, dan memberikan yg terbaik.
Kita adalah kader dakwah menjadikan islam sebagai rahmatan lil 'alamin. Rahmat bagi semesta alam, yang semesta alam itu sendiri selalu bergerak (hijrah) dari satu tempat ke tempat lain dan mengalami perubahan-perubahan.
Bagaimana dengan kita ?
Sudah sampai dimana Hijrah kita ? ( *Salah satu hikmah dari Film Guru Bangsa HOS Cokroaminto, 2015 )
Jogja, 17 April 2015
By : Andri Perdana ST
Komentar
Posting Komentar